23/01/13

Penggunaan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia yang berkualitas merupakan suatu ujung tombak kemajuan dari suatu bangsa. Pendidikan yang berkualitas akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Hal tersebut mendorong suatu negara menjadi negara yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2006: 162). Keberhasilan dari pendidikan tidaklah luput dari peran serta kepala sekolah, guru, siswa dan semua anggota sekolah. Pendidikan mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa, keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangatlah ditentukan oleh faktor sumber daya manusia (SDM) itu sendiri. Masalah pendidikan adalah suatu hal yang sangat berkaitan dengan hal tersebut yaitu tentang peran guru.
Peran guru akan sangat berpengaruh dalam membantu dan menentukan keberhasilan anak didiknya. Guru merupakan ujung tombak proses pendidikan sehingga kemajuan belajar anak ditentukan oleh kemampuan guru (Sriyanti, 2010: 8). Guru merupakan pelaku utama sebagai fasilitator penyelenggaraan proses pembelajaran. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Oleh karena itu, keberhasilan dari seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa juga tergantung dari media pembelajaran yang digunakannya. Karena ketidaklancaran dari penggunaan media pembelajaran dapat membawa akibat yang tidak baik bagi pesan yang akan disampaikan oleh guru.
Peneliti ketahui sekarang bahwa proses teknologi dan pengetahuan sekarang ini sudah mengalami perubahan dan juga perkembangan dari tahun-ketahun. Kemajuan teknologi dan pengetahuan sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan dan juga pengajaran. Berkaitan dengan hal tersebut Dale (1969) memberikan konsep bahwa salah satu yang paling banyak dijadikan acuan sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses belajar adalah dale’s cone of experience (kerucut pengalaman dale) ... hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak) semakin ke atas dipuncak kerucut semakin abstrak media penyampaian pesan itu (Arsyad, 2011: 10).
Hal ini dapat diilustrasikan seperti misalnya belajar untuk memahami apa dan bagaimana sholat. Dalam tingkatan pengalaman langsung, untuk memperoleh pemahaman belajar secara langsung maka siswa akan mengerjakan atau mempraktekan shalat. Pada tingkatan kedua, pemahaman tentang shalat dipelajari melalui guru memperlihatkan gambar, foto, film atau rekaman video. Selanjutnya pada tingkatan pengalaman abstrak, siswa memahaminya lewat membaca atau mendengar dan mencocokkannya dengan pengalaman melihat orang shalat atau dengan pengalamannya sendiri. Hal ini menuntut guru-guru pengajar harus mampu menggunakan media dalam setiap proses pembelajaran. Menurut Asnawir (2002: 11) media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
Crow and Crow dalam educational psycology (1984) dalam Sriyanti (2010: 15) mengatakan bahwa belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari aktivitas belajar. Penggunaan media pembelajaran seperti buku pegangan, buku tugas, buku teks terprogram, komputer, laptop, LCD, tv, radio, internet dan sebagainya, dirasa perlu untuk menunjang anak dalam proses belajar. Penggunaan media sangat membantu siswa dalam menemukan atau mencari apa yang ingin mereka ketahui tetapi mereka tidak mendapatkannya di sekolah ataupun diajarkan oleh guru.
Dalam proses belajar mengajar yang peneliti ketahui siswa tidak hanya belajar hal-hal yang ada pada zaman sekarang ini saja, akan tetapi juga belajar tentang peristiwa-peristiwa masa lampau. Adanya media maka, siswa akan dapat lebih mudah dalam mencari pengetahuan baru dan masa lampau dan hal itu dirasa akan membantu siswa untuk belajar mandiri.
Adanya media seperti itu maka anak akan lebih mudah mengakses informasi dan akan membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Perlu diketahui belajar dengan menggunakan berbagai indra seperti indra pandang dan juga indra pendengaran akan jauh lebih menguntungkan jika dibanding dengan hanya menggunakan satu indra saja. (Baugh dalam Achsin, 1986) dalam Arsyad (1997: 9) mengatakan bahwa “kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indra pandang, dan hanya 5% diperoleh melalui indra dengar dan 5% lagi dengan indra lainnya”.
Dengan melihat pernyataan itu maka penggunaan variasi media pembelajaran dalam pembelajaran dirasa sangat penting digunakan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Arshad (2011 :21-23) menuliskan ada beberapa hasil dari penelitian menunjukan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
  1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap siswa yang melihat atau mendengar melalui media menerima pesan yang sama.
  2. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih menarik.
  3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
  4. Banyaknya penggunaan media dalam pembelajaran membantu guru mempersingkat waktu dalam penyampaian pesan dan isi pembelajaran.
  5. Kualitas hasil belajar dapat meningkat jika media yang digunakan dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan baik.
  6. Dapat meningkatkan sikap positif siswa.
  7. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif.
Observasi awal pada tanggal 17 april dengan siswa (X) dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (Bu Rochmatin, Bu Umi Hanik, dan Bpk. Kholid) ditemukan bahwa ternyata hampir semua ruang sekolah di SMP N 6 Salatiga telah dilengkapi oleh media dan ketersediaan internet di sekolah serta gurunya dituntut untuk menggunakan media.
Materi yang diajarkan juga sudah menggunakan media pembelajaran, lingkungan sekolah dan kelas telah dilengkapi dengan liquid crystal diode (LCD) secara permanen, serta guru sudah memiliki kemahiran dalam menggunakan media. Melihat ketersediaan fasilitas pada setiap ruang kelas seperti itu harapan dari penggunaan media pembelajaran dapat memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap prestasi siswa. Guru yang mengajar sudah memiliki kompetensi yang memadai tentang penggunaan media pembelajaran dan lingkungan pun juga sudah mendukung. Akan tetapi, dalam kenyataanya prestasi siswa mata Pelajaran Agama Islam masih ada yang memiliki nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan nilai 65.
Berdasarkan hasil observasi awal tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk melihat variasi nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, variasi penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam serta melihat hubungan prestasi belajar dengan penggunaan media pembelajaran dengan judul “HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP N 6 SALATIGA TAHUN 2012”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari judul dan latar belakang di atas dapat dikemukakan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana variasi penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP N 6 Salatiga.
  2. Bagaimana variasi prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP N 6 Salatiga.
  3. Apakah ada hubungan secara positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada prestasi belajar di SMP N 6 Salatiga?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
  1. Untuk mengetahui variasi penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP N 6 Salatiga.
  2. Untuk mengetahui variasi prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP N 6 Salatiga.
  3. Untuk mengetahui apa ada hubungan secara positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada prestasi belajar di SMP N 6 Salatiga.

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara atau kesimpulan awal. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1981: 63) mengatakan bahwa “hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap ada tidaknya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya”.
Berdasarkan pernyataan di atas maka, hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif dan signifikan antara penggunaan media pembelajaran dengan prestasi belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa SMP N 6 Salatiga tahun 2012.

E. Manfaat Penelitian
Hasil yang ingin diperoleh dari penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan informasi yang lebih jelas tentang ada atau tidaknya hubungan antara penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa SMP N 6 Salatiga. Sehingga dari informasi tersebut dapat diambil manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu:
  1. Manfaat secara teoritis, diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya dan khususnya bisa diterapkan pada lembaga-lembaga lain yang memerlukannya tentang penggunaan media pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi siswa.
  2. Manfaat secara praktis, jika memang terdapat pengaruh yang positif dan juga signifikan terhadap prestasi belajar, maka penggunaan media dalam proses pembelajaran menjadi hal yang penting untuk dilakukan.

F. Definisi Operasional
Untuk mengetahui makna dan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan judul diberikan definisi operasional sebagai berikut:

Media Pembelajaran
“Media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya” (Asnawir, 2002: 11). Sedangkan yang dimaksud oleh peneliti disini adalah tentang variasi media pembelajaran yang digunakan oleh guru SMP N 6 Salatiga. Media yang digunakan antara lain Media audio visual (TV, proyektor), media visual (LCD), media cetak (buku lks, buku paket, Al-Qur’an) dan alat peraga. Sedangkan untuk mengukur penggunaan media pembelajaran, peneliti batasi dengan indikator sebagai berikut:
  1. Siswa dapat memiliki kemampuan untuk berfikir lebih kreatif dan lebih konkret terhadap materi yang diberikan melalui media pembelajaran.
  2. Siswa dapat mengklasifikasikan materi yang diberikan melalui media pembelajaran.
  3. Siswa termotivasi untuk mengajukan pertanyaan setelah guru menggunakan media pembelajaran.
  4. Siswa dapat memberikan jawaban yang diajukan oleh guru terhadap materi yang diberikan dengan menggunakan media pembelajaran.
  5. Siswa dapat menujukkan sikap empati dari materi yang diberikan melalui media pembelajaran yang digunakan oleh guru.
  6. Siswa menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap materi yang diberikan guru melalui media pembelajaran.
  7. Siswa memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dari materi yang diberikan melalui media pembelajaran.
  8. Siswa memiliki kemampuan memperbaiki prestasi belajar yang lebih baik setelah mengikuti proses belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru (Asnawir, 2002:11).

Prestasi Belajar
Dalam Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, “Kata prestasi diartikan sebagai hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan)”. Adapun yang peneliti maksudkan dalam prestasi belajar siswa disini adalah peneliti ambil dari nilai UAS pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Silahkan tuliskan komentar yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
EmoticonEmoticon