16/04/13

SAP Terapi Bermain

MATERI TERAPI BERMAIN
Oleh : Damiati


PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
  1. Membuang ekstra energi.
  2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan organ-organ.
  3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
  4. Anak belajar mengontrol diri.
  5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
  6. Meningkatnya daya kreativitas.
  7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
  8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
  9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
  10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
  11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
MACAM BERMAIN
Bermain Aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
  1. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play). Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut, memperhatikan, mengicik-icik apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
  2. Bermain konstruksi (Construction Play). Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
  3. Bermain drama (Dramatic Play). Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-temannya.
  4. Bermain fisik. Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
Bermain Pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan  mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
  1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif bermain.
  2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
  3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
  4. Tidak mempunyai teman bermain.
ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
  1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
  2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
  3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
  4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
  1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
  2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
  3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
  4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin  bermain.
  5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
 BENTUK- BENTUK PERMAINAN
Alat permainan yang dianjurkan:
  1. Alat-alat untuk menggambar
  2. Lilin yang dapat dibentuk
  3. Pasel sederhana
  4. Berbagai benda yang memiliki permukaan dan warna yang berbeda
  5. Bola
Tujuan:
  1. Menyalurkan emosi dan perasaan anak
  2. Mengembankan ketrampilan berbahasa
  3. Melatih motorik halus dan kasar
  4. Mengembangkan kecerdasan (memasang, menghitung, mengenal dan membedakan warna)
  5. Melatih kerja sama mata dan tangan
  6. Kemampuan membdakan permukaan dan warna benda
  7. Melatih daya imajinasi
BERMAIN KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP
Tujuan kegiatan :
  1. Memberi informasi.
  2. Memicu normalisasi.
  3. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
  4. Mengidentifikasi teknik koping.
Kegiatan untuk Kesadaran dan Cinta Diri
Tujuan kegiatan : meningkatkan pengetahuan tentang bagian tubuh internal dan eksternal,  fungsi tubuh dan penerimaan akan tubuhnya. Kegiatan :
  1. Belajar tentang bagian tubuh luar.
  2. Belajar tentang bagian tubuh dalam.
  3. Belajar tentang fungsi tubuh.
  4. Belajar menerima tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta


Download Artikel : SAP Terapi Bermain

Silahkan tuliskan komentar yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
EmoticonEmoticon