27/05/16

Cara Pasang Widget Jadwal Sholat Abadi

Cara Pasang Widget Jadwal Sholat Abadi

Buat teman-teman Blogger yang ingin memasang widget jadwal sholat di blog, Ditjen Bimas Islam Kemenag RI merilis Widget Jadwal Sholat yang disertai dengan jadwal imsakiyah dan waktu dhuha, tampilannya menarik dan tentunya akurat. Teman-teman bisa menyesuaikan jadwal sholat untuk wilayah masing-masing.

Cara Pasang Widget Jadwal Sholat Abadi

Untuk memajang widget jadwal shalat seperti di atas caranya sangat mudah, terlebih dahulu sobat kunjungi halaman:
  1. http://bimasislam.kemenag.go.id/widget/jadwalshalat.php
  2. Selanjutnya silahkan pilih Provinsi dan Kabupaten sobat, lalu klik BUAT KODE WIDGET.
cara menambahkan widget jadwal sholat di blog
cara menambahkan widget jadwal imsakiyah di blog


Silahkan copy Kode yang muncul, dan pasang kode widget di blog sobat. Langkahnya:
  1. Login ke akun Blogger sobat
  2. Masuk ke menu LAYOUT
  3. Tambahkan Gadget [Add a Gadget]
  4. Pilih  HTML/JavaScript
  5. Berikan Judul Widget yang sobat inginkan
  6. Lalu paste Kode Widget yang sobat buat sebelumnya pada kolom Content
  7. Setelah itu klik Save, dan lihat hasilnya

Sekian panduan singkat untuk memasang Widget Jadwal Shalat/ Imsakiyah di blogger. Semoga bermanfaat, terlebih di bulan suci Ramadhan.

Kisah Nabi Yunus as Ditelan Ikan Paus

Kisah Nabi Yunus as Ditelan Ikan Paus

Seorang  nabi dan rasul diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah pada kaumnya. Yunus adalah salah seorang nabi mulia yang diutus Allah untuk menyembah Allah Yang Maha Esa. Nama lain Nabi Yunus adalah Dzun Nun atau Yunan. Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya karena mereka tak juga mau beriman. Dengan perasaan marah, menyesal, dan sedih Yunus memutuskan naik kapal untuk membawanya ke tempat lain. Padahal Allah SWT tidak pernah memerintahkan untuk meninggalkan kaum dan berputus asa.

Kisah Nabi Yunus as Ditelan Ikan Paus

Yunus tidak membawa bekal makanan, tidak punya  barang bawaan, juga tanpa teman yang mengantarkannya sampai dermaga. Yunus benar–benar seorang diri. Setelah air pasang datang, kapal pun  segera mengangkat jangkarnya. Siang berganti malam dan lautan berubah seketika. Badai besar datang. Kapal milik Yunus terombang–ambing. Seekor paus besar yang bersembunyi di dasar laut diperintahkan untuk bergerak ke permukaan. Sang paus menaati perintah Allah SWT dan langsung menuju ke permukaan laut. Paus itu mengikuti kapal yang ditumpangi Yunus. 

Sesuai tradisi pada saat itu, pada saat kapal menghadapi badai, akan diadakan undian diantara penumpang. Siapa saja yang namanya keluar dalam undian akan dilempar ke tengah lautan. Setelah undian dilakukan, ternyata nama Yunus yang keluar hingga 3x. Maka Yunus pun diperintahkan untuk melemparkan diri ke tengah samudra.

Paus raksasa yang mengikuti kapal Yunus tersenyum lega, karena Allah SWT telah mengirimkan makan malam untuknya. Tanpa ragu-ragu paus itu langsung menelan Yunus ke dalam rongga perutnya. Yunus tiba-tiba tersadar bahwa dirinya berada di perut paus. Yunus bertasbih kepada Allah SWT. Lama kelamaan lidahnya juga ikut mengucapkan:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

"tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".  (QS.Al-Anbiya 87)

Yunus keluar atas izin Allah SWT dengan dilemparkan ke daratan yang tandus oleh paus yang menelannya. Sekujur tubuh Yunus terkena infeksi zat asam. Allah SWT menumbuhkan sejenis pohon labu yang berdaun lebar dan bisa melindungi diri dari sengatan matahari. Lalu Allah menyembuhkan penyakitnya. Jika Yunus tidak bertasbih, beliau akan di dalam perut paus hingga hari kiamat.
Cerita Anak Islam - Teladan Kesabaran Nabi Ayub as

Cerita Anak Islam - Teladan Kesabaran Nabi Ayub as

Menjelang hadirnya bulan suci Ramadhan 2016, kami hadirkan beberapa Kisah Nabi dan Rasul, Kisah Sahabat Nabi, dan beberapa Cerita Anak yang bernuansa Islami. Berikut cerita Islami untuk mengajarkan kesabaran pada Anak-anak.

cerita anak bernuansa islami


“Rara cepat sembuh, ya!” kata kakek Ahmad.
Rara bergeming. Wajahnya cemberut. Seulas senyum yang biasanya selalu hadir di bibirnya, kini tak ada lagi.
“Rara, kalau kakek Ahmad bicara di jawab, dong!” tegur Romi.
“Rara sebal karena tidak bisa pergi kemana-mana karena selama sakit Rara tidak bisa bertemu teman-teman”  kata Rara.

Seorang perempuan masuk ke kamar Rara sambil membawa alat pengukur tekanan darah. "Ini suster Rara bandel. Disuruh pulang aja deh” kata romi.

“Rara tidak bandel kok. Mungkin Rara cuma bosan, ya. Tapi Rara harus bisa melawan rasa bosan itu….” kata suster itu.
Rara yang digoda Romi makin cemberut. Sementara sang suster tersenyum kecil sambil memeriksa tekanan darah Rara.
“Rara tidak bandel, kok. Mungkin Rara cuman bosan, ya?" tanya sang suster.
“Bosan, kesal, sebal, semua jadi satu pokoknya Rara mau pulang aja! Rara mau main sama teman-teman!” teriak Rara.

“Hush! Rara tidak boleh begitu” tegur kakek Ahmad.
"Kalau Rara sakit, itu berarti Rara sedang diuji sama Allah. Tubuh Rara sedang diminta untuk istirahat. Makanya, Rara harus banyak bersabar.”
“Seperti Nabi Ayyub a.s, ya kek?” sahut Romi

Kakek Ahmad tersenyum, "Benar Romi".
"Nabi Ayyub a.s diuji oleh Allah SWT dengan banyak sekali cobaan. Namun, Nabi Ayyub a.s tetap sabar dan bersyukur” kata kakek Ahmad.

“Rara mau dengar cerita Nabi Ayyub, Kek,” rajuk Rara.
Kakek Ahmad tersenyum. "Baiklah, baiklah, Kakek akan cerita kisah Nabi Ayyub a.s. dan kesabarannya".

Begini Ceritanya =>>
Abu Bakar As Shidiq Khalifah Pertama

Abu Bakar As Shidiq Khalifah Pertama

Abu Bakar Ash Shiddiq nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamimi. Lahir pada tahun 568 M atau 55 tahun sebelum hijriyah. Dia adalah salah satu khalifah dari Khulafa’ur Rasyidin, Sahabat Nabi Muhammad SAW yang terdekat dan termasuk diantara orang-orang yang pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun).

Kisah sahabat abu bakar as sidiq

Pada masa kecilnya, Abu Bakar bernama Abdul Ka’bah. Kemudian nama itu ditukar oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah bin Abi Khuhafah at-Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah SAW karena ia seorang yang paling cepat masuk Islam, sedang gelar As-Shiddiq yang berarti ‘amat membenarkan’ adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat segera membenarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa “Isra Mi’raj”. 

Ayah Abu Bakar bernama Usman, juga dikenal dengan nama Abi Kuhafah, sedangkan Ibunya bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan ayah dan ibunya bertemu pada neneknya bernama Kaab bin Sa’d bin Taim bin Muarra. Kedua orang tuanya dari Suku Taim, yaitu suku yang melahirkan banyak tokoh terhormat. Sejak kecil ia dikenal sebagai pribadi yang baik, sabar, jujur, dan lemah lembut. Sifat-sifat yang mulia itu membuat ia disenangi oleh masyarakat. Ia menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW sejak keduanya masih remaja.

Setelah dewasa ia mencari nafkah dengan berdagang. Ia dikenal sebagai pedagang yang jujur, berhati suci, dan semangat dermawan. Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai yang sukses. Keberhasilannya dalam perdagangan itu disebabkan oleh pribadi dan wataknya.

Perawakan Abu Bakar kurus, putih, muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangannya tampak jelas. Ia memiliki pandangan yang jernih serta pikiran yang tajam dan juga cara bicaranya sedap dan pandai bergaul. Abu Bakar adalah seorang pemikir Mekah yang memandang penyembahan berhala itu suatu kebohongan dan kepalsuan belaka. Ia adalah seorang menerima dakwah tanpa ragu dan ia adalah orang pertama yang memperkuat agama Islam serta menyiarkanya. Di samping itu, ia suka melindungi golongan lemah dengan hartanya sendiri dan kelembutan hatinya. 

Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu nasab (pengetahuan mengenai silsilah keturunan). Ia menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-suku Arab, bahkan ia juga dapat mengetahui ketinggian dan kerendahan masing-masing dalam bangsa Arab. Dalam usia muda, ia menikah dengan Qutailah binti Abdul Uzza. Dari perkawinanya ini lahir dua orang anak yang bernama Abdurrahman dan Aisyah. Kemudian setelah di Madinah, Abu Bakar menikah dengan Habibah binti Khrijah, setelah itu menikah dengan Asma’ binti Umais yang melahirkan Muhammad bin Abu Bakar.

Peran Abu Bakar di Mekah dan Madinah
Abu Bakar termasuk kelompok orang yang pertama masuk Islam
(as-sabiqunal awwalun), tepatnya pada hari-hari pertama Islam didakwahkan. Tidak sulit baginya meyakini ajaran-ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, karena sejak usia muda ia sudah sangat mengenal keagungan Nabi Muhammad SAW. Setelah masuk Islam, ia menumpahkan seluruh perhatiannya untuk pengembangan Islam. Sebagai orang yang disegani di kalangan bangsawan Arab, keislaman Abu Bakar membuat banyak orang tertarik masuk Islam, seperti Usman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awwam. 

Perjuangan dan pengabdian Abu Bakar bagi pertumbuhan dan perkembangan Islam banyak sekali. Diantaranya, ia mempunyai perhatian besar kepada penderitaan yang dialami kaum yang lemah, khususnya para budak yang menerima dakwah Nabi Muhammad SAW. Sejumlah budak yang disiksa oleh tuanya karena mereka memeluk Islam ditebus oleh Abu Bakar dengan hartanya, kemudian dimerdekakan. Salah satu budak yang dimerdekakan Abu Bakar seperti Bilal bin Rabah. Peran yang dimainkan Abu Bakar ketika di Mekah banyak sekali, segala kekayaan yang dimilikinya siap digunakan kapan pun untuk perjuangan dan kejayaan Islam dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Dalam pertempuran yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar tidak pernah absen, melainkan selalu berada di dekat Nabi Muhammad SAW. Misalnya dalam Perang Tabuk, bukan hanya jiwa yang dipertaruhkannya, namun seluruh harta bendanya habis dikorbankan untuk memenangkan perjuangan Islam.

25/05/16

Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Rasul

Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Rasul

Tujuan diutusnya Nabi dan Rasul adalah untuk memperbaiki keadaan suatu kaum dan membimbing umat manusia agar beriman kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Dalam surat Al-Anbiya' ayat 25 disebutkan:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُوْلٍ إِلاَّ نُوْحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنَا فَاعْبُدُوْنِ
 
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian.” (QS. Al-Anbiya: 25)
 
Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Rasul
 
Ada banyak Nabi dan Rasul yang Allah SWT utus untuk menegakkan agama-Nya, sebagian besar 'ulama menyebutkan bahwa jumlah keseluruhan Nabi adalah 124.000 dan jumlah keseluruhan Rasul ada 313. Sedangkan jumlah Nabi dan Rasul yang wajib kita imani ada 25, antara lain: 
  1. Nabi Adam a.s.,
  2. Nabi Idris a.s.,
  3. Nabi Nuh a.s.,
  4. Nabi Hud a.s., 
  5. Nabi Saleh a.s., 
  6. Nabi Ibrahim a.s.,
  7. Nabi Luth a.s., 
  8. Nabi Ismail a.s., 
  9. Nabi Ishaq a.s., 
  10. Nabi Ya'kub a.s., 
  11. Nabi Yusuf a.s., 
  12. Nabi Ayub a.s.,
  13. Nabi Syu'aib a.s., 
  14. Nabi Musa a.s.,
  15. Nabi Harun a.s.,
  16. Nabi Zulkifli a.s., 
  17. Nabi Daud a.s.,
  18. Nabi Sulaiman a.s.,
  19. Nabi Ilyas a.s., 
  20. Nabi Ilyasa a.s., 
  21. Nabi Yunus a.s., 
  22. Nabi Zakaria a.s., 
  23. Nabi Yahya a.s., 
  24. Nabi Isa a.s., dan 
  25. Nabi Muhammad SAW.
Allah menjaga para Nabi dan Rasul-Nya dari perbuatan dosa, atau yang disebut dengan Maksum dan memberikan sifat-sifat wajib dimiliki Rasul. Sifat wajib tersebut adalah:
  1. Siddiq (Benar atau Jujur)
    Setiap rasul selalu benar, baik dalam hal perbuatan maupun perkataan, sehingga ajaran yang disampaikan bisa diterima umatnya. Rasul tidak pernah berbuat dan berkata salah, karena selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT. Mustahil rasul bersifat Khizib atau bohong.
  2. Amanah (Dapat Dipercaya)
    Rasul selalu menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya. Rasul tidak pernah mengingkari janji dan menjalankan perintah Allah SWT yang diberikan kepadanya. Wahyu Allah SWT yang diterimanya selalu disampaikan kepada umatnya. Rasul tidak mungkin bersifat Khianat atau ingkar janji.
  3. Tabligh (Menyampaikan)
    Tugas utama rasul adalah menyampaikan wahyu Allah SWT kepada umatnya. Tugas ini selalu dijalankan dengan baik. Setiap wahyu yang diterima tidak pernah disimpan untuk dirinya sendiri, tetapi selalu disampaikan kepada umat dengan sebenar-benarnya. Jadi tidak mungkin bila seorang Rasul memiliki sifat Kitman atau menyembunyikan.
  4. Fatanah (Cerdas)
    Cerdas adalah senjata utama yang harus dimiliki seorang Rasul. Rintangan dan halangan pasti ditemui ketika menyiarkan ajaran Allah SWT. Oleh karenanya, kecerdasan harus dimiliki Rasul agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Jadi, mustahil seorang Rasul bersifat Baladah atau bodoh.
Kisah Nabi Sulaiman As dan Ratu Balqis

Kisah Nabi Sulaiman As dan Ratu Balqis

Nabi Sulaiman as. merupakan salah satu putra Nabi Daud as. Pada saat masih anak-anak (usia 11 tahun), Nabi Sulaiman sudah menampakkan kecerdasan dan ketelitiannya dalam mengambil keputusan.

Kisah Nabi Sulaiman As dan Ratu Balqis

Nabi Sulainan as Menguasai Manusia, Jin dan Binatang
Nabi Sulaiman as. telah berkuasa atas kerajaan Bani Israil. Jin, angin dan burung-burung berada di bawah kekuasaan dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman as. juga sanggup berbicara dengan binatang.

Nabi Sulaiman as Menjadi Raja Bani Israil
Sejak masih muda, Sulaiman as telah disiapkan oleh Nabi Daud as untuk menggantikan kedudukannya memegang tahta kerajaan Bani Israil. Tetapi kakak Sulaiman yang bernama Absyalum tidak merelakan itu. Ia berpikir bahwa ayahnya tiak adil, karena Absyalum merasa lebih dewasa dan pandai.

Absyalum berniat memberontak agar kekuasaan jatuh ke tangannya. Dia mempengaruhi kalangan rakyat Bani Israil agar kekuasaan diserahkan kepadanya. Terjadilah perkelaian antara oarng pendukung Absyalum dan yang kontra dengan Absyalum.

Daud merasa sedih dan menghindari pertumpahan darah, sehingga lari bersama pengikutnya keluar istana menuju bukit Zaitun. Nabi Daud as melakukan istikharah dan berdoa kepada Allah SWT agar kerajaannya diselamatkan dari palapetaka perbuatan putranya yang durhaka.

Akhirnya Nabi Daus as mengambil keputusan untuk mengirim pasukan ke kerajaan merebut kembali istana dan diusahakan tidak sampai terjadi pertumpahan darah, serta menangkap Absyalum hidup-hidup. Tetapi takdir telah menentukan Absyalum putranya terbuhuh ketika melawan saat hendak ditangkap.

Dengan terbunuhnya Absyalum, Daud kembali menduduki tahta. Setelah 40 tahun berlalu, Nabi Daud as wafat dan anaknya Sulaiman yang dinobatkan sebagai raja.

Nabi Sulaiman as dan Ratu Balqis
Setelah Nabi Sulaiman as membangunkan Baitul Maqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nazarnya, beliau melakukan perjalanan ke negeri Yaman. Setibanya di Saba (ibu kota Yaman), ia menyuruh burung hud-hud untuk mencari sumber air.
Burung hud-hud berkata:
"Aku telah terbang dan mengintai dan menemukan sesuatu yang penting. Aku menemukan kerajaan yang besar, dipimpin oleh seorang Ratu yang duduk di tahta bertabur permata. Mereka tidak mengenal Tuhan".
Nabi Sulaiman berkata:
"Bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke istana di depan ratu itu!".

Ratu itu terkejut dan membaca surat tersebut, yang isinya:
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Surat ini adalah dariku Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi dari padaku! Datanglah kalian padaku berserah diri!".
Setelah membaca surat itu sang ratu membalas surat Sulaiman:
"Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan kekerasan dan kamu tidak takut berperang. Menurutku, kita lebih bijaksana menempuh jalan damai, karena nantinya akan mengakibatkan kerusakan bangunan dan lain-lain. Maka ku akan kirimkan kepadamu hadiah dari kerajaan yaitu barang berharga dan menyilaukan".

Nabi Sulaiman pun menyuruh jin-nya untuk membangunkan sebuah bangunan yang megah. Ketika utusan ratu Balqis datang membawa hadiah, Nabi Sulaiman as menyambutnya dengan ramah dan berpesan kepada utusan Ratu Balqis itu:
"Kembalilah kamu dengan hadiah-hadiah ini! Katakanlah kepadanya bahwa Allah telah memberiku rezeki yang melimpah. Di samping itu, aku juga diutus sebagai seorang nabi dan rasul-Nya serta dianugerahi kerajaan yang luas, yang mencakup manusia, jin dan binatang. Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda walaupun sepenuh bumi ini. Kami akan mengirimkan tentara yang sangat kuat dan tidak terkalahkan jika kalian tidak mau berserah diri kepadaku".

Kemudian kembalilah utusan ratu Balqis itu dan menyampaikan apa yang dipesan Nabi Sulaiman as. Sementara itu Nabi Sulaiman bertanya kepada para jin-nya:
"Siapa yang sanggup membawa ratu Balqis kesini?"
Jin Ifrit berkata:
"Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu".
Jin lain berkata:
"Aku dapat membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan mata".

Dengan sekejap mata tahta itu langsung di depan Nabi Sulaiman as.
Balqis keheranan, tahta dan dirinya tiba-tiba berada di depan Nabi Sulaiman. Ia dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan yang lantai dan dindingnya terbuat dari kaca putih. Bilqis langsung menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya karena mengira akan basah terkena air. Nabi Sulaiman berkata:
"Engkau tidak usah menyingkapkan pakaianmu! Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yang kau lihat itu adalah kaca-kaca putih yang menjadi lantai dan dinding ruangan itu".

Balqis menyadari kelemahannya dan berkata:
"Ohh Tuhanku, aku telah lama tersesat dan berpaling dari-MU, melalaikan nikmat dan karuniamu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri. Ampunilah aku! Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dengan ikhlas dan penuh keyakinan. Kasihanilah diriku wahai Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang".

Kisah Nabi Daud As dan Raja Thalut

Kisah Nabi Daud As dan Raja Thalut

Nabi Daud adalah keturunan ke tiga belas dari Nabi Ibrahim as. Ayah Nabi Daud bernama Yisya. Beliau tinggal di kota Betlehem Palestina bersama ayah dan dua belas saudaranya.

Kisah Nabi Daud As dan Raja Thalut

Nabi Daud as dan Raja Thalut
Ketika RajaThalut memerintah tentara Bani Israil untuk berperang melawan bangsa Palestina, Daud bersama saudara-saudaranya juga ikut berperang. Tetapi Daud hanya diperintahkan ayahnya untuk berada di barisan paling belakang, karena beliau masih muda. Daud hanya melayani kedua kakaknya, membawakan makanan dan minuman serta memberi laporan kepada ayahnya.
Ketika pasukan Thalut berhasil menumpas bala tentara Raja Jalut. Thalut memberikan kesempatan kepada tentaranya untuk membunuh Jalut, dan menawarkan imbalan bagi siapa yang mampu membunuh Jalut maka akan dinikahkan dengan putrinya. 

Tak seorang pun dari berani melawan Jalut kecuali Nabi Daud as. yang masih muda. Nabi Daud as. berhasil membunuh Thalut dan sebagai imbalannya Beliau dinikahkan dengan Mikyal. Nabi Daud as juga diangkat menjadi penasihat dan orang kepercayaan raja Thalut.

Tetapi kepercayaan itu tidak berlangsung lama. Suatu hari Thalut berubah sikapnya kepada Nabi Daud as. Thalut menjadi ketus dan kata-katanya kasar. Nabi Daud as pun heran dan bertanya kepada istrinya mengapa ayah mertuanya demikian. Mikyal menjawab bahwa Thalut iri terhadap Nabi Daud yang telah disanjung-sanjung rakyatnya karena kepahlawanannya dan Thalut berencana menyingkirkan Nabi Daud as.

Keesokan harinya Daud dipanggil untuk menghadap raja Thalut. Raja Thalut memerintahkan Daud dan bala tentaranya untuk perang melawan bangsa Kan'an. Thalut mempunyai siasat buruk yang bertujuan untuk menghancurkan bangsa Kan'an atau Daud yang tewas. Tetapi ternyata Daud memenangkan perang dan Thalut makin benci karena rakyat makin menyanjung Daud.

Raja Thalut mempunyai merencanakan siasat jahat lain untuk membunuh Daud. Istri Daud mengetahui rencana itu dan menyuruh Daud pergi secara diam-diam di malam hari. Ketika Daud sudah agak jauh, saudara-saudara dan murid-muridnya menyusul Daud seandainya bisa membantunya.

Daud Diangkat Menjadi Raja
Thalut akhirnya mengejar Daud bersama tentaranya untuk membunuhnya. Daud beserta pengikutnya bersembunyi di sebuah tempat, dan tidak jauh dari situ Thalut dan tentaranya sedang tidur. Ketika Thalut tidu, Daud diam-diam menggunting sedikit bajunya.
Setelah Thalut terbangun Daud berkata kepadanya:
"Lihatlah pakaianmu! Telah aku gunting ketika kamu tidur. Jika aku mau, aku pun bisa membunuhmu. Tetapi aku hendak memberimu kesempatan untuk bertobat".
Thalut pun menjawab:
"Sungguh, kamu lebih adil daripada aku. Aku harum mengakui hal itu".
Tetapi hal itu belum menyadarkan Thalut. Suatu hari Thalut berencana mengejar Daud untuk yang kedua kalinya. Tentara Daud pun menemukan kembali tempat peristirahatan Thalut dan tentaranya yang lagi-lagi sedang tidur. Daud memanahkan anak panah ke kendi tempat air di sebelah mereka tidur. Seketika itu mereka bangun dan Daud memberi dua kali peringatan kepada Thalut.
Atas peristiwa tersebut Thalut sadar dan melepaskan mahkotanya dan meninggalkan istana untuk berkelanan, hingga akhirnya meninggal dunia. Setelah kerajaan Bani Isra'il ditinggalkan Thalut, rakyat mengangkat Daud sebagai raja.

Pelajaran dari Kisah Nabi Daud as dan Raja Thalut
  1. Allah memberikan contoh bahwa seseorang yang perkasa dapat dikalahkan orang yang lebih lemah dengan bekal iman dan takwa.
  2. Seorang yang miskin dan lemah tidak boleh putus asa mencari hasil dengan bersandar iman dan takwa.
  3. Kemenangan Daud atas Jalut tidak menjadikan dia sombong, tetapi sebaliknya ia bersikap rendah hati dan lemah lembut.
  4. Nabi Daud selalu memberikan kesempatan kepada Raja Thalut untuk bertobat. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Daud as adalah seorang yang sabar dan berjiwa pemaaf.