18/10/16

Cerpen Segelas Air Untuk Guruku

Selama mengikuti SIM Guru Pembelajaran Online ada beberapa materi yang cukup menarik untuk kami bagikan pada sobat dunia maya, salah satunya yaitu Cerpen Segelas Air Untuk Guruku karya Farida. Pada akhir pembelajaran Sesi 4 kami mendapatkankan materi analisis karya sastra, salah satunya cerpen. Dalam materi SIM GPO cerpen karya Farida ini tidak hanya disajikan teks saja, melainkan juga disajikan pembacaan atau audio, sebagai berikut:

cerpen segelas air untuk guruku farida
Mp3 Cerpen "Segelas Air untuk Guruku" dapat diunduh disini

Teks Cerpen Segelas Air untuk Guruku karya Farida

Anis berlari mengendap-endap kedalam kelas. Sekolah masih sepi, belum seorang pun siswa datang. Seperti kemarin juga, kemarinnya lagi Anis meletakkan segelas air putih ke meja ibu guru, setelah itu ia kembali berlari keluar. Anis kembali ke warung kecil ibunya yang terletak dibelakang sekolah.

"Kau dari mana, Nak?" Tanya ibunya ketika Anis tiba.

"Mmm.. Anis dari kelas sebentar" Jawab Anis sambil kembali melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda.

Sebelum sekolah, Anis memang terbiasa membantu ibunya menyiapkan dagangan di warung kecil mereka.

Waktu terus berlalu bel tanda masuk berdentang beberapa kali. Anis segera bergegas ke kelasnya. Ada yang selalu ia tunggu setiap kali mengikuti pelajaran dari Ibu Arin. Ya, Bu Arin itu gurunya. Bukan hanya pelajaran yang ia nantikan, tapi juga saat Bu Arin meneguk air putih yang selalu ia sediakan setiap pagi. Hatinya begitu bahagia walaupun Bu Arin tidak pernah tau siapa yang menyediakan air minum itu.

Seperti biasa, pagi ini Bu Arin masuk kelas dengan senyumnya yang ramah. Beliau menyapa seluruh anak kelas V dengan hangat. Lalu Bu Arin kembali menerangkan pelajaran dengan gayanya yang menarik. Di bangku paling belakang, Anis mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian. Hati Anis berdebar-debar cemas, jam pelajaran hampir saja selesai tetapi Bu Arin tidak juga meminum air putih yang ia hidangkan. Perlahan-lahan hati Anis dirasuki perasaan kecewa dan sedih.

Biasanya Bu Arin tidak seperti ini. Beliau biasanya meneguk minuman itu dengan semangat, lalu bibirnya tersenyum kepada seluruh penghuni kelas. Tapi hari ini tidak, jangan-jangan Bu Aris sudah tidak mau lagi minum air itu. Atau? Ya atau Bu Aris sudah tau siapa yang menyediakan minuman itu, lalu Bu Arin merasa jijik karena air minum itu disediakan seorang murid miskin seperti Anis. Berbagai pikiran terus berkecamuk di kepala Anis, hatinya makin sedih.

"Teng! Teng! Teng!" Bel tanda istirahat berdentang. Bu Arin menyudahi pelajarannya. Lalu anak-anak berhambur keluar. Anis berjalan lunglai. Hatinya benar-benar sekali sedih, karena sampai pelajaran berakhir Bu Anis tidak menyentuh air minum itu.

"Anis...!" Tiba-tiba suara Bu Arin menghentikan langkah lesu Anis. "Boleh ibu bicara sebentar?" Jantung Anis tiba-tiba berdegup kencang. Jangan-jangan Bu Arin tau siapa yang selalu menyiapkan air putih dan beliau tidak senang dengan hal itu. Mungkin Bu Arin akan memarahinya. Hati Anis kembali bergedup kencang.

"Kenapa Nis, keberatan kalau ibu ingin berbicara denganmu?"

"Ee.. mmm... ti...ti..tidak Bu" Perlahan Anis duduk di bangku yang berada didepan meja Bu Arin.
"Nis.. Kenapa ya hari ini kamu kelihatan begitu sedih dan tidak semangat?" Tanya Bu Arin.
(Anis tergugup)

"Biasanya kamu begitu riang dan sangat bersemangat kalau pelajaran ibu?, Kamu sedih ya karena hari ini Ibu tidak meminum air putihmu?"
(Anis tersentak dan wajahnya tiba-tiba pucat) "Ja... Jadi ibu tau kalau air itu..?" Anis tergagap-gagap.

"Iya Nis, ibu tau dari sikapmu. Selama ini ibu selalau bertanya-tanya, siapa ya yang selalu menyiapkan air putih dimeja ibu.. Lalu ibu perhatikan, jika ibu minum air itu kamu selalu kelihatan paling gembira. Nah, lalu hari ini sengaja ibu tidak meminum air ini untuk membuktikan dugaan ibu itu benar".

"Nah, ternyata benar lho, kamu sangat bersedih ketika ibu tidak meminumnya. Berarti kamu kan yang selalu menyiapkan air minum itu?"

"Maafkan saya Bu, saya tidak bermaksud apa-apa. Saya hanya ingin berterimakasih kepada ibu, karena ibu telah mengajari saya. Tapi saya tidak tau harus berbuat apa. Saya juga tidak punya apa-apa bu untuk dihadiahkan, seperti apa yang sering diberikan teman-teman. Saya hanya bisa menyiapkan air minum itu, yang lain tidak Bu, agar ketika ibu mengajar sudah mengajar ibu pasti merasa haus, Ibu tinggal minum saja. Tapi jika ibu tidak suka, saya tidak akan menyiapkan air minum lagi" Suara Anis terdendat-sendat.

"Kenapa ibu tidak suka Nis? Kamu ini ada-ada saja"

"Iya, karena Anis orang miskin, mungkin ibu jijik minum air yang saya sediakan" Air mata Anis mulai meluncur.

"A..nis.." Bu Arin mendekati Anis lalu mengelus kepala Anis. "Ibu tidak merasa jijik kok, justru ibu sangat bangga memiliki murid seperti kamu. Kamu anak yang tau berterimakasih. Ibu sangat senang! Ibu berjanji akan meminum air itu setiap hari"

"Haa? Benar Bu? Benar ya Bu?" Anis menatap tak pecaya, Bu Arin mengangguk.

Tanpa sadar Anis menghambur kedalam pelukan Bu Arin. Air mata Anis menetes, kali ini ia benar-benar bahagia. Anis merasakan betapa hangatnya berada dekapan gurunya yang sangat dicintainya.

Analisis Novel Setelas Air Untuk Guruku 
Setelah mendengarkan cerita/ novel tersebut, kami diuji dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

Cerita yang berjudul “Segelas Air untuk Guruku” mengangkat sebuah tema [1].....................  Cerita ini mengisahkan seorang siswa SD kelas V. Ia seorang anak yang mempunyai sifat [2]...............  Setiap [3].......... sebelum sekolah ia selalu membantu ibunya di [4]........... yang terletak di [5]................ Dalam cerita tersebut ada [6]............. tokoh. Anis adalah [7]................., sedangkan bu Arin dan ibu [8]............ Bu Arin digambarkan sebagai seorang guru yang [9]................ [10]............. dialami tokoh utama ketika air minum yang disiapkan tidak diminum oleh ibu guru. [11] ...............permasalahan memuncak ketika Arin diajak berbicara dengan bu Arin. Kehidupan tokoh yang miskin menjadi [12] ................. yang cukup menarik. Pengarang sangat lihai dalam menyusun pusat pengisahan dengan menggunakan sudut pandang [13] ..........  yang menempatkan tokoh dengan menyebut nama atau kata gantinya. Pengarang juga mampu menghidupkan cerita dengan menggunakan gaya bahasa konkret yang menggunakan [14]............., tiruan bunyi lonceng sekolah.
 
Jawaban untuk pertanyaan di atas adalah sebagai berikut:
  1. 1. Tema: perhatian dan kasih sayang
    Tema cerita tersebut wujud perhatian, kasih sayang, dan rasa terima kasih siswa terhadap gurunya.
  2. Sifat penolong
    Tokoh dalam cerita ini memiliki sifat penolong, yang ditunjukkan dengan kesibukannya setiap hari membantu ibunya menyiapkan dagangan.
  3. Latar pagi
    Latar waktu dalam cerita ini adalah pagi hari dengan suasana sebalum masuk sekolah
  4. Warung
    Warung merupakan latar tempat yang terdapat dalam cerita ini.
  5. Belakang sekolah
    Berdasarkan cerita yang dibacakan warung milik ibu dalam tokoh cerita ini terletak di belakang sekolah yang sekaligus juga menunjukkan latar tempat. yang lebih spesifik.
  6. Tiga
    Dalam cerita ini ada tiga tokoh yaitu, Anis, Ibu, dan Ibu guru Arin.
  7. Tokoh utama
    Anis adalah tokoh utama dalam cerita ini karena Anis lebh sering hadir dalam cerita dibandingkan tokoh lain.
  8. Tokoh tambahan
    Bu guru Arin merupakan tokoh tambahan dalam cerita ini. Menurut Burhan Nurgiyantoro dari fungsinya tokoh dapat digolongkan menjadi tokoh utama dan tokoh sampingan.
  9. Menyenangkan
    Bu Arin dalam cerita ini digambarkan sebagai guru yang menyenangkan yang dapat Saudara dengarkan dalam bagian bu Arin mengajar dengan gaya yang menarik.
  10. Konflik batin
    Konflik batin dialami oleh tokoh ketika air minum yang biasa ia siapkan tidak diminum oleh ibu guru. Untuk mengetahui hal ini Saudara dapat dengarkan kembali kecamuk batin dalam diri tokoh yang dirasuki rasa kecewa dan sedih.
  11. Klimaks
    Kelanjutan konflik batin yang dialami tokoh mencapai klimaks atau puncak ketika tokoh utama  diajak berbicara dengan ibu guru Arin.
  12. Latar sosial
    Keadaan keluarga yang miskin merupakan latar sosial dalam cerita ini. Berdasarkan teori analisis pengkajian fiksi latar dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
  13. Dia
    Dia merupakan sudut pandang atau gaya penceritaan tokoh. Menurut Burhan Nurgiyantoro, gaya penceritaan atau sudut pandang “dia” atau “diaan” menempatkan narator di luar cerita yang biasanya dilakukan dengan penyebutan tokoh cerita maupun penyebutan kata gantinya.
  14. Anamatope
    Untuk menghidupkan suasana penulis cerita menggunakan bahasa yang dikonretkan dengan menggunakan anamatope yaitu tiruan bunyi yang berupa tiruan bunyi lonceng sekolah.
Sekian yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.
Sumber: https://paspor.gurupembelajar.id

Silahkan tuliskan komentar yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
EmoticonEmoticon